MusicPlaylistView Profile
Create a playlist at MixPod.com

Saturday, November 13, 2010

10 Juta Untuk Pendidikan yang Lebih Baik

Untuk seseorang yang masih berstatuskan pelajar seperti saya, pasti uang selalu menjadi kendala. Memang, biaya pendidikan jaman sekarang sudah menggila harganya, apalagi buat mereka yang bersekolah di sekolah swasta. Dari biaya masuknya saja sudah mahal, apalagi biaya kesehariannya. SPP dan DSP adalah salah satu kewajiban membayar yang wajib kita penuhi kalau kita tidak ingin dikeluarkan keluar dari sekolah, dan harganya sangat jauh sekali dari jangkauan kita. Karena itulah, kita membutuhkan yang namanya orang tua. Untuk orangtua yang sudah bercerai seperti orangtua saya, pastinya kebayang dong darimana datangnya uang sebesar jutaan rupiah dan beberapa ratus rupiah tiap bulannya? Yak, benar. Ibu saya lah yang menjadi penyebab kebutuhan sekolah saya bisa terpenuhi. Beliau yang menjadi kepala keluarga, dan beliau lah yang dengan sabar selalu bersusah-payah untuk menafkahi ketiga anaknya. Ibu saya pernah berkata kepada saya, "Uang bukanlah segalanya, yang penting kita memiliki hati dan niat yang bersih." Sejenak sesaat setelah saya mendengarkan pendapat tsb, saya mengiyakannya. Tetapi lama kelamaan saya mulai berpikir: apa yang akan saya katakan apabila pihak sekolah mulai menagih SPP kepada saya dan saya tidak memiliki uang? Apakah saya akan mengatakan: "Maaf Pak/Bu, saya belum memiliki uang, tapi saya memiliki hati dan niat yang bersih." Apa mungkin pihak sekolah dengan seketika mengikhlaskan Rp285.000,- hanya karena mendengarkan suatu pernyataan tulus dari seorang bocah lugu: hati dan niat yang bersih? Tentu tidak. Maka, dari situ saya mulai memiliki statement sendiri, uang memang bukan segalanya, tapi segalanya membutuhkan uang. Dan saya yakin, tidak ada seorang pun yang bisa menyangkal statement tersebut.

Uang sangat penting sekali peranannya dalam hidup manusia, dengan uanglah kita dapat makan tiga kali sehari. Karena uanglah kita memiliki baju yang sedang kita kenakan sekarang, dengan uanglah kita dapat terlindungi dari hujan dan terik matahari dalam wujud yang telah ditukarkan dengan rumah. Uanglah yang menjadi alasan mengapa kebutuhan kita dapat terpenuhi. Dengan uang berlebih, kita mungkin saja dapat memiliki barang yang kita inginkan. HP dan laptop misalnya. Kedua benda tersebut tentu takkan kita miliki kalai kita tidak memiliki nominal uang yang cukup. Kita mungkin akan kelaparan di sekolah setelah kita tau dompet kita tertinggal di rumah. Kita mungkin akan kehilangan kesempatan bermain bersama teman (entah itu nonton, ke mall, dan sebagainya) karena uang tidak mencukupi. Bahkan, kita mungkin terpaksa menahan buang air kecil di wc umum karena tak mampu membayar.
Segalanya memang memerlukan uang. Uang merupakan benda yang wajib dimiliki kalau memang kita ingin hidup layak. Tanpa uang, kepuasan dalam hidup tidak akan pernah tercapai. Jadi, sungguh omong kosong kalau ada orang yang bilang uang bukan segalanya, orang tsb tentu tidak akan hidup bila tidak memiliki uang.

Kembali ke masalah tadi, saya jadi membayangkan: bagaimana bila di dunia ini ada seorang anak yang nasibnya lebih buruk dari saya? Bagaimana kalau anak tsb tidak mampu membayar biaya sekolah? Memang wajib belajar itu hanya 9 tahun dan dibiayai pemerintah, tapi apakah pembelajaran 9 tahun itu akan cukup untuk bekal anak tersebut di masa depan untuk menafkahi keluarganya kelak? Untuk menafkahi istri dan beberapa anaknya nanti? Dan lebih buruknya lagi, bagaimana bila tak hanya seorang, tetapi separuh dari penduduk di Indonesia? Atau bagaimana kalau di dunia ini ada satu sekolah yang fasilitasnya masih buruk? Bagaimana kalau sekolah tersebut tidak dapat menghasilkan siswa yang berkualitas dan berilmu cukup untuk bekal di masa depannya nanti? Bagaimana kalau tidak hanya satu, tetapi ratusan sekolah yang tersebar di Indonesia?

Saya pernah melihat beberapa berita di TV dan koran mengenai beberapa sekolah yang rusak karena menjadi korban bencana alam. Atap kelasnya bocor, meja dan kursi tidak layak, fasilitas masih minim, dsb. Bagaimana sekolah seperti ini dapat menghasilkan siswa yang berkualitas saya pikir. Sedangkan di jaman yang sudah serba maju peradabannya seperti sekarang, ilmu pengkomputeran dan bahasa penting sekali untuk dipelajari. Lalu bagaimana untuk sekolah-sekolah yang tidak memiliki fasilitas seperti lab komputer dan lab bahasa? Ilmu yang mereka berikan ke siswa-siswi mereka pasti tidak akan pernah cukup.



Untuk sementara, mari kita alihkan dulu sesaat pikiran kita kepada uang 10 juta. Kebayang ga sih apa saja yang bisa kita lakukan dengan memegang uang 10 juta? Dengan 10 juta, saya bisa membantu anak-anak yang tidak mampu untuk bersekolah lagi, dengan uang 10 juta saya bisa memperbaiki beberapa sekolah yang rusak, dengan uang 10 juta saya bisa (dan akan) sumbangkan untuk dana pembangunan bagi sekolah yang masih minim fasilitasnya. Dengan uang 10 juta, saya bisa membantu negara ini menghasilkan lebih banyak dan lebih berkualitas siswa-siswa calon penerus generasi bangsa yang berprestasi. Dan setidaknya, dengan uang 10 juta saya bisa sedikit berguna di mata masyarakat.

1 Testimonials:

cheat point blank on January 5, 2011 at 12:24 PM said...

mantap deh.. maju terus dunia pendidikan.. salam kenal.. http://fedoce.co.cc

Post a Comment

Silahkan berkomentar semau kamu..
Tapi yang sesuai dengan topik yaa...

 

Site Info

Related Posts with Thumbnails

Followers

Thinking Positive, Thinking Out of The Box Copyright © 2010 Blogger Template Sponsored by Trip and Travel Guide